Teman tak banyak kata yang bisa kutuliskan untuk menggambarkan dirimu seutuhnya.
Hanya aku ingin mengungkapkan kekagumanku padamu. Kau tahu?? aku memandangmu sebagai seseorang yang tidak banyak mengeluh dengan kehidupanmu, bahkan aku belum pernah melihat statusmu tampak pesimis, semua hal yang kau tuliskan berisikan kata-kata manis yang menyejukkan. Aku yakin tidak ada orang yang tidak akan nyaman dengan hadirmu. Suka bercanda, namun juga serius. Kau bisa memimpin teman-temanmu dengan baik. Oleh karena itulah aku kagum padamu.
Itulah sebagian pandanganku padamu, namun disisi lain kehangatan tutur lakumu sulit bagiku untuk mendekatinya. Ibarat kita saling berdekatan namun ada sebuah tembok kaca besar yang menjadi pemisah kita hingga pada akhirnya aku hanya bisa melihat tanpa secara langsung menyentuhmu. Dengan melihatmu dibalik tembok kaca ini,kita berkomunikasi lewat tulisan. Apa kau tahu juga bahwa ketika kau sedang bahagia di seberang sana aku disini hanya melihat dengan perasaan hampa yang kering. Apa kau dapat membayangkannya?? Tatapan mata ini menyaksikan bagaimana kau begitu bahagia dengan hubunganmu dengan orang lain. Sementara di sebelah sana kau tersenyum bahagia, disini aku hanya bisa terus bersedih dan merasa kehilangan kesempatan untuk bersamamu. Namun aku tetap mempertahankan senyumanku untukmu, aku berharap kau tidak tahu dengan kesedihanku ini.
Lewat tulisan aku tuliskan pesan agar aku masih dapat berkomunikasi untukmu. Aku tidak mau kehilangankmu sebagai teman baikku. Mungkin jika aku jujur padamu dan menyatakan kekagumanku ini, kau akan bisa menghargaiku. Namun, aku tidak ingin melakukannya karena aku tertutupi oleh rasa malu yang sangat sulit untuk kubuang. Aku tidak ingin berbohong bahwa kebahagianmu sangat menyakitiku. Tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain berusaha menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Sungguh keadaan yang menyedihkan, di seberang sana aku melihatmu sangat bahagia, sementara di sini ada hati yang kau sakiti tanpa kau sadari. Berbahagialah teman, mungkin kau bukan kebahagiaanku dan aku akan mencari kebahagiaanku sendiri. Aku akan tetap bertahan dengan peranku sebagai temanmu dan mungkin mengenai perasaanku aku tidak akan pernah mengatakannya padamu, biarkan aku merasakannnya sendiri. Teman, terima kasih yaa atas kesempatan-kesempatan yang kau berikan padaku untuk mengetahuimu lebih jauh dan saat-saat kau mengajakku berbicara, terus terang itu adalah kenangan yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan, itulah kebahagiaan sesaatku denganmu.
Aku tidak peduli apa kau menyadari hal ini atau tidak, yang jelas kau pernah menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Semoga tembok kaca ini dapat runtuh hingga kita bisa berkomunikasi tanpa tulisan lagi tapi dengan lisan, satu-satunya harapan besar yang masih tersisa untukku adalah dapat menjadi sahabatmu bukan hanya sekedar teman biasamu.
Hanya aku ingin mengungkapkan kekagumanku padamu. Kau tahu?? aku memandangmu sebagai seseorang yang tidak banyak mengeluh dengan kehidupanmu, bahkan aku belum pernah melihat statusmu tampak pesimis, semua hal yang kau tuliskan berisikan kata-kata manis yang menyejukkan. Aku yakin tidak ada orang yang tidak akan nyaman dengan hadirmu. Suka bercanda, namun juga serius. Kau bisa memimpin teman-temanmu dengan baik. Oleh karena itulah aku kagum padamu.
Itulah sebagian pandanganku padamu, namun disisi lain kehangatan tutur lakumu sulit bagiku untuk mendekatinya. Ibarat kita saling berdekatan namun ada sebuah tembok kaca besar yang menjadi pemisah kita hingga pada akhirnya aku hanya bisa melihat tanpa secara langsung menyentuhmu. Dengan melihatmu dibalik tembok kaca ini,kita berkomunikasi lewat tulisan. Apa kau tahu juga bahwa ketika kau sedang bahagia di seberang sana aku disini hanya melihat dengan perasaan hampa yang kering. Apa kau dapat membayangkannya?? Tatapan mata ini menyaksikan bagaimana kau begitu bahagia dengan hubunganmu dengan orang lain. Sementara di sebelah sana kau tersenyum bahagia, disini aku hanya bisa terus bersedih dan merasa kehilangan kesempatan untuk bersamamu. Namun aku tetap mempertahankan senyumanku untukmu, aku berharap kau tidak tahu dengan kesedihanku ini.
Lewat tulisan aku tuliskan pesan agar aku masih dapat berkomunikasi untukmu. Aku tidak mau kehilangankmu sebagai teman baikku. Mungkin jika aku jujur padamu dan menyatakan kekagumanku ini, kau akan bisa menghargaiku. Namun, aku tidak ingin melakukannya karena aku tertutupi oleh rasa malu yang sangat sulit untuk kubuang. Aku tidak ingin berbohong bahwa kebahagianmu sangat menyakitiku. Tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain berusaha menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Sungguh keadaan yang menyedihkan, di seberang sana aku melihatmu sangat bahagia, sementara di sini ada hati yang kau sakiti tanpa kau sadari. Berbahagialah teman, mungkin kau bukan kebahagiaanku dan aku akan mencari kebahagiaanku sendiri. Aku akan tetap bertahan dengan peranku sebagai temanmu dan mungkin mengenai perasaanku aku tidak akan pernah mengatakannya padamu, biarkan aku merasakannnya sendiri. Teman, terima kasih yaa atas kesempatan-kesempatan yang kau berikan padaku untuk mengetahuimu lebih jauh dan saat-saat kau mengajakku berbicara, terus terang itu adalah kenangan yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan, itulah kebahagiaan sesaatku denganmu.
Aku tidak peduli apa kau menyadari hal ini atau tidak, yang jelas kau pernah menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Semoga tembok kaca ini dapat runtuh hingga kita bisa berkomunikasi tanpa tulisan lagi tapi dengan lisan, satu-satunya harapan besar yang masih tersisa untukku adalah dapat menjadi sahabatmu bukan hanya sekedar teman biasamu.
0 komentar:
Posting Komentar
mohon beri komentar sebelum anda meninggalkan blog ini. terima kasih ^_^