mawar begitu mempesona, beraroma harum, kelopak-kelopaknya begitu tertata. mawar begitu sulit terjangkau! Ya! kita harus berhati-hati memetiknya sebab tangkainya yang meskipun kecil namun kokoh itu berduri. mawar begitu misterius, elegan. bentuk dan aromanya yang mempesona, membuat semua orang ingin menikamatinya,memetiknya, memilikinya. tapi, ternyata tidak mudah mendapatkannya. untuk memetiknya kita harus berhati-hati agar durinya tidak melukai. tidak sembarangan kita bisa sambil lalu memetiknya, bila kita tidak ingin "diserang" oleh durinya. tangkainya juga tidak mudah dipatahkan.
muslimah yang seperti mawar, begitu enak dipandan. kecantikannya terpancar dari sebuah keteguhan yang dalam. kalaupun memang dia dianugerahi kecantikan fisik oleh Allah, dia akan semakin cantik. kalaupun secara fisik dia tidak tergolong "begitu cantik" namun dia memancarkan kecantikan yang lain. kecantikan yang membawanya pada sebuah derajat yang begitu tinggi. elegan..
wanita yang seperti bunga mawar memiliki keteguhan prinsip, dia mengerti setiap detil dari dirinya begitu berharga, untuk itulah dia menjaganya, melindunginya dengan seksama. dia juga sangat teguh pendiriannya. dia tidak mudah meluruhkan harga dirinya untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan jalan prinsipnya. lihat betapa mawar tidak mudah menggugurkan mahkota bunganya meskipun ia layu. perempuan-perempuan seteguh mawar tidak akan meluruhkan kehormatannya. dia akan menjaganya meskipun ia harus berjuang untuk itu. keadaan tidak membuatnya cengeng.
mawar tidak mudah dipetik. semua orang tahu bahwa dia memiliki banyak pesona. namun pesona itu tidak membuatnya pongah, perempuan-perempuan berkarakter mawar selalu memancarkan keramahan, kebaikan. tapi untuk mendapatkannya? nanti dulu!! bukan jual mahal, tapi ia memiliki izzah (harga diri, kehormatan, rasa PD, bangga bukan karen dirinya tetapi "bangga" karena ia memegang teguh Islam dan segala peraturannya).
pesona mawar membuat orang tidak berani mempermainkannya. pesona karakter 'mawar' akan menyeleksi siapa yang beruntung mendapatkannya dengan cara yang baik, bukan menyerobot apalagi memetiknya dengan paksa!!
maka, siapapun yang ingin memetik mawar-mawar muslimah itu, ia haruslah seorang yang memiliki keteguhan dan daya juang! ia harus meminta mawar-mawar muslimah itu dari pemiliknya. siapa pemiliknya?? sang pecinta mawar itu dan pemilik kebun mawar yang sejak kecil merawata dan menjaga "sang mawar" agar tumbuh menjadi muslimah yang teguh.
Aku malu,
Saat aku lebih mencintai orang lain daripada mencintai penciptaq
Dan juga mencintai yang telah menciptakan persaan cinta ini
Aku malu,
Karena waktuku sering terbuang hanya untuk lamunan dan khayalan
Yang tiada berguna dan tidaklah nyata
Aku takut,
Takut jika hal ini terus berlanjut
Mau jadi apa hidupku ini??
Aku ingin menangis,
Bersedih karena inginku tak tercapai
Karena harapku tak kunjung nyata
Tapi aku kembali malu,
Ketika aku tidak bisa menangis saat mohon ampun atas banyaknya dosaku
Ketika aku jarang mengucapkan terima kasih pada yang memberi kabahagiaan
Dan rasanyapun aku menangis,
Menangisi kelemahanku sebagai manusia
Tapi apa pantas sekarang aku menangis?
Padahal begitu banyak hal yang bisa membuatku bahagia
Ayah,ibu,saudara-saudaraku,dan juga aku sendiri
Merekalah kebahagiaanku yang sebenarnya
Bahagia karna aku memiliki mereka
Bahagia karna bisa tersenyum dengan mereka
^_*’
Hanya aku ingin mengungkapkan kekagumanku padamu. Kau tahu?? aku memandangmu sebagai seseorang yang tidak banyak mengeluh dengan kehidupanmu, bahkan aku belum pernah melihat statusmu tampak pesimis, semua hal yang kau tuliskan berisikan kata-kata manis yang menyejukkan. Aku yakin tidak ada orang yang tidak akan nyaman dengan hadirmu. Suka bercanda, namun juga serius. Kau bisa memimpin teman-temanmu dengan baik. Oleh karena itulah aku kagum padamu.
Itulah sebagian pandanganku padamu, namun disisi lain kehangatan tutur lakumu sulit bagiku untuk mendekatinya. Ibarat kita saling berdekatan namun ada sebuah tembok kaca besar yang menjadi pemisah kita hingga pada akhirnya aku hanya bisa melihat tanpa secara langsung menyentuhmu. Dengan melihatmu dibalik tembok kaca ini,kita berkomunikasi lewat tulisan. Apa kau tahu juga bahwa ketika kau sedang bahagia di seberang sana aku disini hanya melihat dengan perasaan hampa yang kering. Apa kau dapat membayangkannya?? Tatapan mata ini menyaksikan bagaimana kau begitu bahagia dengan hubunganmu dengan orang lain. Sementara di sebelah sana kau tersenyum bahagia, disini aku hanya bisa terus bersedih dan merasa kehilangan kesempatan untuk bersamamu. Namun aku tetap mempertahankan senyumanku untukmu, aku berharap kau tidak tahu dengan kesedihanku ini.
Lewat tulisan aku tuliskan pesan agar aku masih dapat berkomunikasi untukmu. Aku tidak mau kehilangankmu sebagai teman baikku. Mungkin jika aku jujur padamu dan menyatakan kekagumanku ini, kau akan bisa menghargaiku. Namun, aku tidak ingin melakukannya karena aku tertutupi oleh rasa malu yang sangat sulit untuk kubuang. Aku tidak ingin berbohong bahwa kebahagianmu sangat menyakitiku. Tidak ada hal lain yang bisa aku lakukan selain berusaha menerima kenyataan ini dengan lapang dada. Sungguh keadaan yang menyedihkan, di seberang sana aku melihatmu sangat bahagia, sementara di sini ada hati yang kau sakiti tanpa kau sadari. Berbahagialah teman, mungkin kau bukan kebahagiaanku dan aku akan mencari kebahagiaanku sendiri. Aku akan tetap bertahan dengan peranku sebagai temanmu dan mungkin mengenai perasaanku aku tidak akan pernah mengatakannya padamu, biarkan aku merasakannnya sendiri. Teman, terima kasih yaa atas kesempatan-kesempatan yang kau berikan padaku untuk mengetahuimu lebih jauh dan saat-saat kau mengajakku berbicara, terus terang itu adalah kenangan yang mungkin tidak akan pernah aku lupakan, itulah kebahagiaan sesaatku denganmu.
Aku tidak peduli apa kau menyadari hal ini atau tidak, yang jelas kau pernah menjadi kenangan terindah dalam hidupku. Semoga tembok kaca ini dapat runtuh hingga kita bisa berkomunikasi tanpa tulisan lagi tapi dengan lisan, satu-satunya harapan besar yang masih tersisa untukku adalah dapat menjadi sahabatmu bukan hanya sekedar teman biasamu.
Aku Tina, siswi sebuah sekolah menengah atas negeri di Surabaya. Beginilah rutinitasku setiap pagi, berangkat ke sekolah dengan bus umum karena ayahku hanya seorang guru bantu di sekolah dasar sementara ibuku seorang pedagang sayur keliling sehingga mereka tidak sanggup memberiku kendaraan bahkan mengantarku ke sekolah pun tidak sempat. Dalam hati sembari menunggu bus, aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa nasibku jauh berbeda dengan teman di sekolahku. Setiap pagi mereka berangkat ke sekolah dengan kendaraan pribadinya, sepeda motor atau bahkan mobil mewah. tidak jarang pula diantara mereka yang selalu diantar oleh supirnya dengan mobil buatan luar negeri. waaah, aku merasa iri, sungguh iri. tak henti aku memikirkan malangnya nasibku yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. ratapanku ini berlanjut hingga aku melihat bus datang dari arah kejauhan. aku melupakan anganku sejenak dan segera melambaikan tangan agar bus berhenti dan membiarkan aku ikut dengannya.
Akhirnya bus yang kunantikan datang juga, dan aku pun segera naik sambil menengok sana sini mencari tempat duduk kosong, tapi sayangnya bus ini sudah terlalu penuh sampai-sampai aku tidak bisa menengok lebih dalam lagi untuk mencari bangku kosong. tampaknya pagi ini aku kesiangan dan terpaksa harus rela berdesak-desakan dengan penumpang lain yang juga kebanyakan adalah siswa-siswa. yaaaah, bergelantungan dekat pintu bus.
wuuuuiiiihh, penuhnya !!
kakiku terinjak sana sini, digencet banyak kaki, sungguh pagi yang menyedihkan.
tak berapa lama kemudian, serombangan siswa turun di depan sebuah sekolah menengah..aku segera berlari ke dalam dan segera duduk di sebuah bangku yang baru saja diduduki seorang siswa yang baru saja turun. Walau keadaan masih lumayan sesak tapi tetap kupaksakan agar bisa duduk karena kakiku sudah sakit dan sepatu kesayanganku ini sudah mulai kotor.
Aku menghela nafas sambil membersihkan sepatuku dan menyapu keringat di wajahku dengan sehelai tissue. Beberapa saat kemudian aku kembali teringat dengan hal yang kupikirkan saat menunggu bus. Aku terus berlalu dalam pikiran yang menyesalkan nasibku ini,terlintas dalam benakku ingin sekali membeli handphone. Di sekolah boleh dikatakan aku adalah siswa yang paling miskin, bahkan handphone yang kini sudah memasyarakatpun orang tuaku belum mampu untuk membelikannya untukku. Hanya satu hp di keluargaku yang di pegang oleh ayah dan digunakan hanya untuk hal-hal yang penting.
uuuuuhhhh, aku terus menghayati keadaanku ini.
Terlintas sebuah pemandangan dari luar jendela, aku melihat seoarang anak kecil berdiri dengan sebuah baju lusuh,tanpa alas kaki,wajah kusam,dan dengan sebuah gelas plastik di tangan kanannya sedang berdiri di tepi jalanan. Tapi aku tidak sempat berfikir lebih jauh lagi karena pemandangan seperti ini sudah biasa kulihat hampir setiap pagi. Beberapa saat kemudian bus berhenti karena ada lampu merah, kembali aku diperlihatkan dengan pemandangan yang tidak jauh berbeda. Seorang anak perempuan seusiaku tampak sedang menyanyi alakadarnya dengan hanya sebuah gitar tua sebagai alat musiknya pada sebuah mobil mewah yang ada di samping bus ini. Hingga bus kembali melaju aku belum tersadar dengan apa yang sedang aku lihat. Sampai tiba saatnya aku harus turun dari bus dan berjalan menuju sekolah. Di pintu gerbang depan sekolahku, terlihat seorang wanita paruh baya sedang menjual nasi rames buatannya sendiri. Aku terus memperhatikannya, karena hal itulah wanita yang tampaknya seusia dengan ibuku itu mendekatiku dan menawarkan dagangannya padaku.
"Non, mari beli nasi rames buatan ibu. Tidak mahal ko' cuma 2rbu. Ayo non beli ya." kata wanita itu.
"Maaf bu, saya sudah sarapan tadi di rumah", jawabku.
"oh, ya sudah terima kasih non", jawab wanita itu.
Setelah itu dia berbalik dan kembali menawarkan pada orang lain. Tanpa sadar, aku memanggilnya.
"Ibu !!", teriakku.
Penjual itu menengok dan kembali menghampiriku. "Iya non, ada apa? apa mau beli?.
"Tidak bu,aku mau bertanya. eeemmm,ibu punya anak?",tanyaku padanya.
"Iya punya, anak ibu ada 3 orang salah satunya ada yang seusia non dan sekarang juga sedang sekolah",jawabnya.
"ooooooh, dimana sekolahnya bu?".
"alhamdulillah di SMA 1", jawabnya.
Dalam hati aku benar-benar terkejut, ko' bisa yaa penjual seperti ibu ini yang tampaknya lebih miskin dari keluargaku bisa menyekolahkan anaknya di sekolah yang terkenal dengan kepintaran siswa dan prestasi yang merajai sekolah lainnya dan mahal pula.
Aku sungguh heran, sangat tidak kusangka. Tapi dalam hati aku masih penasaran, jangan-jangan anaknya mendapat orang tua asuh yang membiayayainya atau jangan-jangan suaminya orang kaya dan ibu ini pura-pura miskin. Hal ini menelisikku untuk bertanya lebih jauh.
" Maaf ibu, apakah ibu membiayayai sendiri semua anak-anak ibu?, tanyaku padanya.
Ibu itupun tersenyum dan menjawab,"Non, ibu ini seorang janda, suami ibu sudah meninggal 8 tahun lalu. Ibu berkerja keras untuk menyekolahkan semua anak ibu. Tapi syukurlah anak pertama ibu sudah bekerja jadi bisa lebih meringankan beban keluarga."
Aku terkejut untuk kedua kalinya. Sungguh aku baru melihat seseorang wanita yang begitu tangguh. seketika aku bertanya untuk kesekian kalinya,"Anak ibu kerja dimana?.
"Di Amerika".
Apa???!!!! waaah,benarkah? dalam pikiranku pasti anak ibu ini seorang TKI. Tapi ibu itu kembali berkata,"Anak ibu mendapat beasiswa dari kampusnya untuk kuliah di Amerika dan sekarang sudah lulus dan bekerja jadi pegawai di sebuah bank di sana".
Aku benar-benar terperanjat, terkagum-kagum dengan perjuangan wanita yang ada di hadapanku. Tubuhku lemas serasa tak bertulang,dan jantungku serasa berdetak tak karuan. Seakan-akan aku baru tersadar apa yang sudah diperlihatkan padaku di pagi ini, aku melihat berbagai keadaan dimana banyak orang ternyata sedang berjuang untuk hidupnya dan keluarganya. Seorang pengemis kecil di pinggir jalan tadi, seorang perempuan seusiaku yang mengamen dan seorang janda yang bekerja keras untuk ketiga anaknya. Sambil berjalan menuju ruang kelas, aku sungguh merasa malu dengan diriku sendiri. Banyak orang di luar sana yang lebih menderita daripada aku,bahkan tidak bisa sekolah, sementara aku terus meratapi nasib. Aku masih punya orang tua, masih bisa makan pagi, dan masih bisa sekolah dan tentunya boleh dibilang aku lebih beruntung dibanding mereka yang baru kulihat.
oooohhh, Ya Allah ampuni aku yang tidak bersyukur padamu. Ucapku dalam hati,sambil terus berjalan menuju kelas.
Dan akhirnya pagi ini aku baru terbangun dan baru sadar ternyata aku bukanlah orang yang paling menderita dan yang seharusnya aku lakukan adalah bersyukur, bekerja keras, belajar, menghargai orang tua agar aku bisa berprestasi seperti anak sang panjual nasi rames yang bisa sekolah di Amerika itu.
Dan untuk pagi ini, aku menyebutnya GOOD MORNING!!!,bukan selamat pagi tapi aku mengartikannya pagi yang baik, pagi yang telah menyadarkanku..hehehe..^_^'
1 hal yang baru aku sadari " aku tidak ingin api semangat dalam diriku berkobar terlalu besar hingga akhirnya membakar diriku sendiri, aku ingin menjaganya konstan dengan besar yang sedang dan membuat tubuhku tetap hangat"..hehehe
Ya Allah sungguh aku ingin sekali menangis untuk kesalahanku selama ini, aku ingin sekali bercucuran air mata ketika mengingatMu..aku sungguh berharap kemuliaan dariMu
ikhlaskan aku menerima jalan hidupku ini, jagalah langkahku karena langkahku seringkali menuju pada keburukan..
sungguh aku ingin selalu mengingatMu, bersyukur padaMu dan mnecintaiMu sebagai Tuhanku..sebagai satu-satu Zat yang menguasai hal yang tidak terlihat hingga hal yang terlihat jelas oleh pandangan manusia..
bagaimana mungkin aku bisa lari dari menghindariMu, bagaimana mungkin aku melangkah tanpa pengawasanMu dan bagaimana mungkin aku bernafas tanpa kehendakMu..
Cinta, menghinggapi siapapun yang dia kehendaki
Memberi kasih sayang antar manusia
Cinta, memberikan harapan untuk siapapun yang memilikinya
Hati manusia ditakdirkan untuk berfikir dan merasa
Hati menjadi poros bagi perasaan untuk mencinta
Antara hati dan pikiran ada cinta yang merekatkannya
Manusia biasa sepenuhnya ingin mencinta
Anugrah Tuhan yang sangat sulit untuk ditolak
Ataukah cobaan dari Tuhan yang harus dihadapi
Entahlah,. Namun cinta memberi arti yang indah
Suatu ketika mataku tak bisa lekang dari memandangnya
Dari kejauhan ku diam-diam menatap dan berharap
Mata hati ini melihat ada cinta
Namun cinta ini masih buta
Butuh belajar mencintai
Pancaran cinta hatiku menuju pada satu titik
Titik dalah sosoknya yang menghanyutkanku
Layaknya orang yang tenggelam dalam lautan cintanya
Hingga mungkin sulit bernafas
Sulit untuk terbebas
Dari mengharapnya
Saat seperti itulah aku menderita
Deritaku tidak cukup sampai disitu
Namun sampai pada satu titik
Titik jenuh untuk mengharapnya
Pertama kucoba cari jalan keluar
Tetapi hanya bertahan tak lebih dari sehari
Yang kedua, mencoba untuk membencinya
Namun hanya menyiksa jiwa
Pernah juga mendekatinya
Lewat beberapa patah kata, aku melayang bagai layang-layang
Tetapi, itu hanya sekali
Kembali kuratapi cinta sebelah hati ini
Melupakannya, nampaknya bagus juga
Tapi apa daya mnusia bodoh ini
Semakin tersiksa, menyesakkan dada
Mengalihkan perhatian, aku tak mampu
Mencari pelarian aku tak bisa
Lalu harus bagaimana?
Dalam kalbu tiap jiwa ada cinta yang menghiasnya
Ada kasih sayang yang memperindah
Hidup ini tak kan manis tanpa cinta
Angan panjang, khayalan melayang dalam kebahagiaan
Hanya menipu hati manusia untuk hidup dalam dunia mimpi
Dunia yang jauh dari nyata
Sekarang nyatanya dia bukan siapa-siapa
Bukan orang yang mencintaiku
Bukan orang yang menyayangiku
Bukan orang memberi perhatian
Tapi cintanya hanya hidup dalam anganku saja
Kemarin, hari ini, esok penuh harap
Saat dia membalikkan punggungnya
Berharap memanggilku..
Menatap mataku..
Dan bicara denganku..
Tapi itu hanya mimpi,mimpi,mimpi..
Bukan wajahnya yang tampan
Bukan sosoknya yang mengagumkan
Bukan kedudukannya yang kuharapkan
Tapi hatiku yang salah mencintainya
Tak kuasa ku menghentikan kesalahan ini
Aku hanya sendiri
Hanya aku yang tahu
Tiada orang lain lagi yang mengerti
Hingga aku tak kuasa keluar dari lingkaran cinta bertepuk sebelah tangan
Adakah orang yang membantuku?
Membantu keluar dari kobaran api yang amat sangat
Kucoba siram itu sendirian
Tapi tak sedikitpun api yang kupadamkan
Nmaun bertambah besar dan besar lagi
Lalu pada siapa aku akan menuangkan ini semua?
Adakah yang mau berbagi denganku?
kisah cintaku ini..
akan terus kusimpan, hingga suatu saat nanti
menghilang dengan sendirinya
atau menemukan pelabuhan baru lainyya..
siapa yang tahu..???
bagaimana??? masihkah berharap banyak pada cinta manusia yang tidak abadi??? padahal hanya cintaNya-lah yang kekal abadi..